ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

  • Renni Ramadhani Lubis STKIP Al Maksum Langkat
  • Kiki Pratama Rajagukguk STKIP Al Maksum Langkat
  • Elsa Dessy Putri Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, STKIP Al Maksum Langkat, Stabat, Indonesia
  • Cut Desfira Aldina Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, STKIP Al Maksum Langkat, Stabat, Indonesia
Keywords: Berpikir Kritis, Bahasa Indonesia, Menulis, Narasi

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis siswa, untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dapat berkembang, dan untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam pelaksanaan upayaupaya pengembangan tingkat kemampuan berpikir kritis siswa kelas V dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri 050661 Kwala Bingai. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 26 orang. Objek penelitian ini adalah tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, upaya yang dilakukan untuk mengembangkan tingkat kemampuan berpikir kritis Bahasa Indonesia, dan kendala yang dihadapi dalam meningkatkan tingkat kemampuan berpikir kritis Bahasa Indonesia. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes dan wawancara. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil dari setiap indikator yaitu, (1) mengidentifikasi informasi yang relevan dari teks narasi sebesar 86,15 %, (2) merumuskan pertanyaan dengan tepat dari teks narasi sebesar 82,77 %, (3) membuat keputusan melalui teks narasi 76,80 %, (4) menilai suatu pendapat dari teks narasi sebesar 74,25 %, (5) menganalisis masalah dari teks narasi sebesar 71,45 %, dan (6) mengevaluasi masalah dari teks narasi sebesar 58, 20 %. Rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa kelas V sebesar 55,04 tergolong (2) kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis, yaitu fasilitas sekolah kurang memadai, dan kurang perhatian orang tua terhadap aktivitas belajar anak-anaknya.

Published
2020-04-18